Sabtu, 14 Juli 2012

Bel(I)aulah Yang Berart(I)

Bel(I)au yang berart(I) bag(I)ku.
Bel(I)au yang sangat aku say(I)ng.
Bel(I)au yang aku jaga selamanya.
Dan hanya azal yang dapat menghent(I)ka,
Kawalan dar(I) pada tubuhku (I)n(I).

                   Bel(I)aulah yang telah berkorban.
                   Dengan mempertaruhkan h(I)dupnya.
                   Agar d(I)r(I)ku dapat mel(I)hat dun(I)a (I)n(I).
                   Dengan mengeluarkan tenaga yang besar.
                   Dan meneteskan ber(I)bu – r(I)bu peluh kesak(I)tan.

Tetap(I) sampa(I) sekarang, d(I)r(I)ku.
Belum dapat membalas pengorbanan.
Yang bel(I)au juangkan dengan bersusah.
Dan terkadang mas(I)hlah ku membantah ucapannya.
H(I)ngga ku tersadar dan sangat menyesal(I)nya.

                   Jad(I), k(I)n(I) ku mengharuskan d(I)r(I).
                   Untuk dapat membahag(I)akan bel(I)au.
                   Karna d(I)r(I) (I)n(I) hanya dapat membahag(I)akan.
                   Karna ku sadar, tak mampu ragaku tuk membalas.
                   Semua pengorbanan dar(I) dulu h(I)ngga saat (I)n(I).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar